Followers

Monday 23 May 2011

Pantun Jenaka









Lebuhraya kota bersegi

Tempat temasya dara teruna

Hodohnya ketawa orang tak bergigi

Ibarat kota tiada kubunya




Api terang banyak kelkatu

Masuk ke kamar bersesak-sesak

Alangkah geli rasa hatiku

Melihat nenek bergincu berbedak




Ditiup angin bunga semalu

Kuncup daun bila berlaga

Bercakap Melayu kononnya malu

Belacan setongkol dibedal juga




Orang Rengat menanam betik

Betik disiram air berlinang

Hilang semangat penghulu itik

Melihat ayam lumba berenang




Tanam jerangau di bukit tinggi

Mati dipijak anak badak

Melihat sang bangau sakit gigi

Gelak terbahak penghulu katak




Singapura dilanggar todak

Kapal karam di Tanjung Peringin

Orang tua beristerikan budak

Macam beruk mendapat cermin




Bapa gergasi menebar jala

Pegang tali melintuk-liuk

Masakan pengerusi tak garu kepala

Melihat ahli semua mengantuk




Gemuruh tabuh bukan kepalang

Diasah lembing berkilat-kilat

Gementar tubuh harimau belang

Nampak kambing pandai bersilat




Buah salak di rumah Tok Imam

Sirih sekapur pergi menjala

Anjing menyalak harimau demam

Kucing di dapur pening kepala




Anak cina menggali cacing

Mari diisi dalam tempurung

Penjual sendiri tak kenal dacing

Alamat dagangan habis diborong




Biduk buluh bermuat tulang

Anak Siam pulang berbaris

Duduk mengeluh panglima helang

Melihat ayam bercengkang keris




Buah jering dari Jawa

Naik sigai ke atas atap

Ikan kering lagi ketawa

Dengar tupai baca kitab




Pohon manggis di tepi rawa

Tempat datuk tidur beradu

Sedang menangis nenek tertawa

Melihat datuk bermain gundu




Ceduk air di dalam perigi

Timbanya bertangkaikan suasa

Jikalau kucing tak bergigi

Alamat tikus berjoget berdansa




Anak dara Datuk Tinggi

Buat gulai ikan tilan

Datuk tua tak ada gigi

Bila makan kunyah telan




Berderak-derak sangkutan dacing

Bagaikan putus diimpit lumpang

Bergerak-gerak kumis kucing

Melihat tikus bawa senapang




Pokok pinang patanya condong

Dipukul ribut berhari-hari

Kucing berenang tikus berdayung

Ikan di laut berdiam diri




Tanam pinang di atas kubur

Tanam bayam jauh ke tepi

Walaupun musang sedang tidur

Mengira ayam di dalam mimpi




Anak bakau di rumpun salak

Patah taruknya ditimpa genta

Riuh kerbau tergelak-gelak

Melihat beruk berkaca mata




Orang menganyam sambil duduk

Kalau sudah bawa ke balai

Melihat ayam memakai tanduk

Datang musang meminta damai




Hilir lorong mudik lorong

Bertongkat batang temberau

Bukan saya berkata bohong

Katak memikul paha kerbau




Di kedai Yahya berjual surat

Di kedai kami berjual sisir

Sang buaya melompat ke darat

Melihat kambing terjun ke air




Jikalau lengang dalam negeri

Marilah kita pergi ke kota

Hairan tercengang kucing berdiri

Melihat tikus naik kereta




Senangis letak di timbangan

Pemulut kumbang pagi-pagi

Menangis katak di kubangan

Melihat belut terbang tinggi




Anak Hindu beli petola

Beli pangkur dua-dua

Mendengar kucing berbiola

Duduk termenung tikus tua




Punggur berdaun di atas kota

Jarak sejengkal dua jari

Musang rabun, helang pun buta

Baru ayam suka hati




Ketika perang dinegeri Jerman

Ramai askarnya mati mengamuk

Rangup gunung dikunyah kuman

Lautan kering dihirup nyamuk




Jual betik dengan kandil

Kandil buatan orang Inggeris

Melihat buaya menyandang bedil

Lembu dan kerbau tegak berbaris




Jemur bijan dengan kulitnya

Jemur di atas pohon lembayung

Hari hujan sangat lebatnya

Lamun Si Pandir mengepit payung




Elok rupa pohon belimbing

Tumbuh dekat limau lungga

Elok berbini orang sumbing

Walau marah ketawa juga




Rumah besar berdinding tidak

Beratapkan daun palas

Badan besar beristeri tidak

Itu tandanya orang pemalas




Adik nama Comat

Suka beri salam

Budak ketawa kuat

Suka kecing malam




Dari Ambun hendak ke Perak

Singgah di Jeram Mengkuang

Si Awang Kenit mencuri kerak

Hidung berbelang terpalit arang




Biduk lalu kiambang bertaut

Nakhoda Kasap duduk termenung

Gila latah ikan di laut

Melihat umpan di kaki gunung




Pakai seluar labuh ke bawah

Ikut permatang jalan melenggang

Nampak zahir memang mewah

Tapi hutang keliling pinggang




Orang Sibu menunggang kuda

Kuda ditunggang patah pinggang

Masih mahu mengaku muda

Padahal cucu keliling pinggang




Tahankan jerat gunakan tali

Pacak kuat biar melekap

Kalau bini suka membeli

Hutang berbaris suami ke lokap




Tuan puteri memasang panjut

Dayang tolong menghalau lalat

Kucing tidur bangkit terkejut

Melihat tikus pandai bersilat

No comments: